Sabtu, 28 Januari 2012

BENTUK – BENTUK PAKAN BUATAN


           1                                          
 

A.  Pengertian Pakan Buatan

Ketersediaan pakan dalam jumlah yang cukup, tepat waktu dan bernilai gizi yang baik merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam kegiatan usaha budidaya ikan.  Penyediaan pakan yang tidak sesuai dengan jumlah ikan yang dipelihara menyebabkan laju pertumbuhan ikan menjadi lambat.  Akibatnya produksi yang dihasilkan tidak sesuai dengan yang diharapkan.

Pada dasarnya, sumber pakan bagi ikan peliharaan berasal dari pakan alami dan pakan buatan.  Karena jumlah pakan alami dalam kolam/perairan sangat terbatas dan kurang memadai, maka agar tercapai laju pertumbuhan ikan yang baik perlu diberikan  pakan tambahan atau pakan buatan sesuai dengan kebutuhan ikan.

Secara khusus pakan buatan adalah pakan yang dibuat dari formulasi bahan baku dengan bentuk dan nilai gizi yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan ikan atau udang.
  
B.  Fungsi  dan Peranan Pakan Buatan

Pakan yang dimakan oleh ikan pertama-tama akan digunakan untuk kelangsungan hidup dan apabila ada kelebihannya akan dimanfaatkan untuk pertumbuhan.  Jadi apabila menghendaki pertumbuhan yang baik, harus diberikan sejumlah pakan yang melebihi kebutuhan untuk hidupnya.

     1. Fungsi

Dalam usaha budidaya ikan atau udang yang bersifat profit oriented, pakan buatan memegang peranan yang sangat penting untuk meningkatkan produksi yang pada akhirnya akan meningkatkan keuntungan.  Peningkatan produksi tersebut didapatkan melalui :
-       Pertumbuhan ikan yang lebih cepat
-       Padat tebar yang tinggi; dan
-       Waktu pemeliharaan yang singkat
   2. Peranan

Industri pembuatan pakan buatan juga ikut berperan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui  :
-       Pemanfaatan limbah industri pertanian
-       Meningkatkan gizi masyarakat
-       Membuka lapangan kerja
C.  Bentuk-bentuk Pakan Buatan

Dipasaran bentuk-bentuk pakan yang beredar adalah  larutan, tepung, remah, wafer dan pellet. Bentuk-bentuk ini disesuaikan dengan jenis dan umur ikan atau udang yang dipelihara.

1. Larutan.
Bentuk makanan ini cocok untuk burayak ikan dan udang umur 3 -20 hari. Larutan dibedakan menjadi dua jenis yaitu emulsi dan suspensi. Pada bentuk emulsi, bahan-bahan yang terlarut menyatu dengan air pelarutnya sehingga berkesan kental, misalnya air hujan dan tajin. Sedangkan pada suspensi, bahan yang terlarut tidak menyatu dengan air pelarutnya contohnya minuman kopi.
2. Tepung/fowder
Bentuk tepung dibagi lagi menjadi  halus dan tepung kasar. Tepung halus dapat diberikan pada burayak umur 20 – 40 hari sedangkan tepung kasar cocok untuk glondongan umur 40 – 120 hari.

                                     
                                            Gambar 1. Powder/tepung
3. Pellet.
Pellet adalah bentuk pakan buatan yang terdiri dari beberapa macam bahan yang diramu dan dijadikan adonan. Kemudian adonan itu dicetak sehingga bentuknya berupa batangan kecil yang panjangnya 1 – 2 cm. Tetapi dengan berkembangnya teknologi sekarang ini terdapat alat pencetak pellet berkapasitas  besar yang  menghasilkan pellet berbentuk bulatan dengan diameter yang dapat diatur sesuai dengan kebutuhan. Pellet dapat diberikan pada ikan yang berumur lebih dari 120 hari. Untuk udang pabrik-pabrik pembuat pellet masing-masing telah menetapkan ukuran pellet mulai ukuran kecil sampai besar yang disesuaikan dengan umur udang yang dipelihara.

                                
                                           Gambar 2. Pellet

4. Remah/crumble
Bentuk remah biasanya berasal dari bentuk pellet yang dihancurkan sehingga menjadi butiran kasar. Bentuk remah cocok  untuk ikan berumur 80 – 120 hari. Apabila remah dihancurkan lagi maka akan didapatkan bentuk tepung. Untuk memisahkan tepung halus dan kasar dilakukan dengan pengayakan.

                                              
                         Gambar 3. Crumble dalam kemasan

5. Wafer
Bentuk wafer atau kembaran dapat dibuat dari emulsi. Pakan emulsi dihamparkan diatas aluminium hingga menjadi lapisan yang tipis. Kemudian lapisan itu dijemur sampai membentuk lembaran. Lembaran kering tersebut apabila diremas akan menghasilkan kepingan-kepingan kecil. Umumnya beberapa jenis ikan hias menyukai pakan bentuk wafer ini.                                          

Rangkuman :
  1. Pakan Buatan adalah pakan yang diformulasikan dari berbagai bahan baku dengan bentuk dan nilai gizi yang disesuaikan dengan kebutuhan ikan
  2. Fungsi pakan adalah untuk meningkatkan produksi usaha perikanan
  3. Peranan pakan buatan adalah untuk ikut meningkatkan kesehatan masyarakat
  4. Bentuk-bentuk pakan terdiri atas : larutan, fowder, pellet, crumble dan wafer
                     
    TUGAS
1.      Identifikasi bentuk-bentuk pakan yang ada di unit-unit produksi (tambak, hatchery dan wet lab)
2.     Lalu gambar pada lembar kerja serta beri keterangan dengan jelas!   






                                                  




             BAHAN BAKU PELLET


A.  Syarat-syarat Bahan Baku Pellet

Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi dalam pemilihan bahan baku diantaranya :
·         Mempunyai nilai gizi yang tinggi
·         Mudah diperoleh
·         Mudah diolah
·         Tidak mengandung racun
·         Harganya relatif murah
·         Tidak merupakan makanan pokok manusia, sehingga tidak merupakan saingan.

Kandungan gizi dari masing-masing bahan baku harus diketahui agar dapat meramu pakan ikan dengan kandungan protein yang diinginkan.  Bahan yang dipilih juga harus menarik  sehingga dapat merangsang selera makan ikan.   Selain itu bahan juga dipilih yang mudah dicerna.   Bahan yang baik adalah bahan yang mempunyai nilai ubah yang rendah.

Kandungan racun bahan pakan juga harus diperhatikan.  Racun tersebut dapat berasal dari kontaminasi bahan kimia, tertular bakteri atau cendawan atau karena bahan yang bersangkutan secara alami memang beracun.

Bahan-bahan kimia yang sering mengotori bahan baku adalah obat-obatan pemberantas hama pertanian, terutama pestisida organoklorine (DDT, diekrin, endrin).  Sumber lain adalah kontaminasi yang berasal dari hasil pembuangan industri seperti PCB (polychlorinated biphenyls) dan BCB (hexachlor benzene).  Selain itu, mesin pengolah juga dapat  mengotori bahan baku, misalnya oli.

Apabila bahan baku tercemar oleh bakteri atau cendawan yang dapat menghasilkan racun, hal tersebut juga dapat membahayakan.  Salmonelle misalnya, sering terdapat pada bahan baku hewani yang telah lama disimpan.  Cendawan Aspergillus flavus dapat menghasilkan senyawa mikotoksin yang beracun, yang disebut aflatoksin.  Aspergillus sering terdapat dalam biji kapas, kacang, kedelai, padi-padian dan ampas minyak nabati.



B.  Sumber Bahan Baku Pellet
1.  Bahan Baku Hewani
a.  Tepung Ikan
Tepung ikan yang baik berasal dari jenis ikan dengan kadar lemak yang rendah.  Bau khusus suatu jenis ikan akan mempengaruhi daya tariknya.  Untuk meningkatkan bau yang merangsang ini, ikan dapat difermentasikan lebih dahulu menjadi bekasem.  Biasanya yang menjadi bahan baku penting dalam pembuatan tepung ikan ini adalah ikan-ikan rucah dan sisa-sisa pengolahan.

Tepung ikan tidak bisa disimpan terlalu lama (11-12 bulan), karena akan mengurangi kandungan linsinnya sampai 8%.  Lisin ini adalah asam amino esensial yang paling esensial.  Selain itu penyimpanan yang lama akan menimbulkan bakteri dan cendawan yang merusak.

Untuk membuat tepung ikan, pertama-tama ikan direbus untuk mengeluarkan lemaknya.  Kemudian diperas atau dipress lalu dijemur.  Ampasnya digiling menjadi tepung sedangkan airnya dapat dibuat petis.

b.  Tepung Rebon dan Benawa
Rebon adalah sejenis udang kecil, sedangkan benawa adalah anak kepiting laut.  Mereka banyak bermunculan pada awal musin hujan di sekitar muara sungai, mengerumuni benda-benda yang terapung.

Untuk dibuat tepung rebon dan benawa mula-mula diseduh dengan air panas atau direbus kemudian diperas.  Setelah itu dijemur sampai kering lalu digiling sampai menjadi tepung.

c.   Tepung Kepala Udang
Kepala udang merupakan limbah pada proses pengolahan udang untuk ekspor.  Udang besar biasanya hanya dipotong kepalanya saja, sedangkan udang kecil kadang dikupas kulitnya juga.  Ini dapat meliputi sekitar 30% dari berat seluruhnya.

Pembuatan tepung diawali dengan perebusan sampai masak, setelah itu dijemur.  Setelah kering kepala udang dapat digiling sampai menjadi tepung.  Untuk menghilangkan chitin yang dapat mengganggu, maka tepung diayak dulu.





d.  Tepung Anak Ayam
Di perusahaan pembibitan ayam petelur, anak-anak ayam jantan merupakan limbah, sehingga dapat dimanfaatkan untuk pembuatan pakan buatan.  Sebelum diolah, anak-anak ayam dimatikan secara missal dengan memasukkannya ke dalam kantong kedap udara.  Setelah mati, bulu-bulunya dibakar dengan lampu semprot kemudian direbus setengah matang.  Setelah diangin-anginkan, digiling dengan gilingan daging sampai menjadi pasta.   Agar hasilnya lebih halus penggilingan dapat dilakukan berulang-ulang.

Pasta hasil gilingan tersebut dapat langsung dicampur dengan bahan lain pembuatan pakan atau dapat dijadikan tepung dulu.  Caranya dengan dikeringkan dahulu dalu digiling.

e.  Tepung Kepompong Ulat Sutra
Kepompong ulat sutra adalah limbah dari pembuatan sutra.  Karena dalam proses pemintalan tersebut kokonnya direndam dengan air panas, maka kepompongnya sudah dalam keadaan mati.  Kepompong yang sudah mati dijemur lalu digiling menjadi tepung.

f.   Ampas Minyak Hati Ikan
Minyak ikan merupakan hasil pengolahan dari hati ikan, antara lain ikan cucut, ikan pari, ikan tuna dan lain-lain.  Sebelum diambil minyaknya, bati ikan dibuang empedunya, dicuci dan kemudian dipotong kecil.  Setelah itu dikukus sampai minyaknya menetas keluar.  Hati yang telah masak itu selanjutnya diperas minyaknya sampai tuntas.

Ampasnya masih mengandung lemak yang tinggi sehingga sukar dikeringkan.  Oleh karena itu biasanya digunakan dalam keadaan basah sebagai pasta.  Tapi agar lebih halus, perlu digiling lagi dengan alat penggiling daging, hingga membentuk pellet.  Pellet hati ikan yang masih basah itu dapat langsung dicampurkan pada bahan ramuan lainnya.

g.   Tepung Darah
Salah satu limbah dari rumah pemotongan ternak adalah darah.  Darah segar yang sudah beku tapi masih mentah itu mula-mula dimasak baru dikeringkan dan digiling menjadi tepung.
Walaupun kandungan proteinnya cukup tinggi, tapi  proteinnya termasuk dalam jenis yang sukar dicerna.  Oleh karena itu jumlah penggunaannya dalam ramuan makanan perlu dibatasi.  Untuk ikan sebaiknya tidak lebih dari 3% sedangkan untuk udang dapat mencapai 15%.

h.  Silase Ikan
Silase adalah hasil olahan cair dari bahan baku asal ikan atau limbahnya.  Proses pengolahannya dilakukan dengan memanfaatkan enzim-enzim yang terdapat dalam tubuh ikan itu sendiri.  Untuk membantu mempercepat prosesnya serta untuk mencegah tumbuhnya bakteri dan cendawan , maka perlu ditambah asam, yaitu asam formiat (asam semut) dan asam propionate.
Bahan cair yang bersifat asam itu dapat dicampur dengan dedak, tepung ketela pohon atau tepung jagung.  Perbandingan antara silase dengan tepungnya adalah 1 : 1.  Setelah dicampur kemudian dikeringkan dan selanjutnya digunakan utnuk campuran dalam ramuan makanan.

Pembuatan silase tersebut dimulai dengan mengumpulkan bahan bakunya berupa ikan rucah dan limbah produksi pengolahan.  Setelah itu dicuci bersih dan dicincang kecil.  Kemudian digiling dengan alat penggiling daging.  Hasil gilingannya kemudian direndam dalam larutan asam formiat 3% selama 24 jam.  Setelah itu diangkat dan diperas cairannya sampai tuntas.

Air perasannya yang tercampur minyak ditampung kemudian minyak yang mengapung di bagian atas disingkirkan.  Cairan yang telah bebas minyak itu kemudian dicampur lagi dengan ampasnya.  Untuk mencegah tumbuhnya bakteri dan cendawan, ditambahkan asam propionate sebanyak 1%.  Dalam keadaan yang asam dengan pH 4,5 itu, silase akan lebih tahan lama (paling tidak sampai 3 bulan)

Bahan yang telah dicampuri asam itu kemudian diperam dalam suatu wadah yang tahan asam (misalnya drum plastik).  Diaduk terus sebanyak  3 – 4 kali sehari selama 4 hari.  Pada hari kelima biasanya bahan bakunya telah hancur menjadi cairan, sehingga proses pembuatan silase ikan telah selesai.
i.    Arang Bulu dan Tepung Tulang
Arang bulu anak ayam yang dihasilkan pada proses pembakaran bulu sebelum anak ayam itu digiling tidak dibuang, tetapi dikumpulkan.  Nantinya dapat dimanfaatkan juga sebagai bahan campuran ramuan sebagai sumber mineral. Jumlah penggunaannya hanya sedikit, tetapi untuk udang diperlukan mineral yang lebih banyak daripada ikan.

Tepung tulang, seperti halnya arang bulu, juga merupakan sumber mineral.  Bahan baku untuk membuatnya dapat berasal ari tulang sapi, kerbau, kambing,  dan hewan-hewan ternak lainnya.

j.   Tepung Bekicot
Daging bekicot (siput darat) dapat dijadikan tepung untuk campuran makanan ikan.  Untuk membuat tepung bekicot, dapat dilakukan dengan mengeringkan daging bekicot mentah atau yang telah dimasak kemudian digiling.
Untuk campuran makanan ternak, jumlah penggunaan tepung bekicot dapat mencapai 5 – 15%.  Penggunaan tepung bekicot dari bahan mentah lebih rendah dibandingkan dengan bekicot yang sudah dimasak.

k.   Tepung cacing Tanah
Cacing tanah dapat diternakkan secara missal.  Hasil panennya dapat dikeringkan dan kemudian digiling menjadi tepung dan gizinya dapat menggantikan tepung ikan.  Kandungan protein yang tinggi dengan asam-asam amino essensial yang lengkap.  Selain itu cacing tanah juga mudah dicerna, sehingga mudah diserap oleh dinding usus pemakannya.  Jumlah penggunaannya dalam ramuan dapat berkisar antara 10 – 25%, tergantung pada jenis ikan yang kita beri makan.

l.    Tepung Artemia
Tepung artemia dalam ransom makanan ikan dapat menggantikan tepung ikan dan tepung kepala udang.  Daya cernanya cukup tinggi, karena kulitnya sangat tipis (kurang dari 1 mikron).  Kandungan proteinnya tinggi dengan kandungan lemak yang kaya akan asam-asam lemak essensial.

m. Telur ayam dan Itik
Telur ayam dan itik sering digunakan sebagai bahan baku pembuatan makanan untuk burayak ikan danudangyang biasanya diberikan dalam bentuk segar atau setelah direbus. 

n.   Susu
Susu juga sering digunakan sebagai bahan baku pembuatan makanan burayak ikan dan udang.  Biasanya yang dipilih adalah tepung susu tak berlemaki (susu skim)
No
Nama Bahan Baku Hewani
Nilai Gizi Bahan Baku (%)
Protein
Lemak
KH
Serat
Abu
Air
  1.
Tepung Ikan
22,65
15,38
-
1,80
26,65
10,72
  2.
Tepung rebon
59,4
3.6
3,2
-
-
21,6
  3.
Tepung benawa
23,38
25.33
0,06
11,82
31,41
25,43
  4.
Tepung kepala udang
53,74
6,65
-
14,61
7,72
17,28
  5.
Tepung anak ayam
-
-
-
-
-
-
  6.
Kepompong ulat sutra
46,74
29,75
-
8,89
4,86
9,76
  7.
Ampas minyak hati ikan
25,08
56,75
-
-
6,60
12,06
  8.
Tepung darah
71,45
0,42
13,12
7,95
5,45
5,19
  9.
Silase ikan
18-20
1-2
-
-
4-6
70-75
10.
Arang bulu dan tepung tulang
25,54
3,80
-
1,80
61,60
5,52
11.
Tepung bekicot
54,29
4,18
30,45
-
-
7,01
12.
Tepung cacing tanah
72
-
-
-
-
-
13.
Tepung Artemia
42
20
-
-
-
-
14.
Telur ayam dan itik
12,8
11,5
0,7
-
-
74
15.
Susu
35,6
1,0
52,0
-
-
3,5

2.  Bahan Baku Nabati
Bahan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan ini banyak mengandlung karbohidrat dan relatif rendah kandungan proteinnya kecuali jenis tanaman kacang-kacangan.
a.  Dedak padi
Yang dipakai sebagai bahan baku pakan ikan adalahdedak halus (katul) yaitu dedak dari kulit ari padi.
Dalam menggunakan dedak halus, sebelumnya perlu dipilih yang telah benar-benar bersih dari segala kotoran,misalnya hancuran sekam, pasir, batu kapur, tepung batu dan lain-lain.  Selain itu dedak yang sudah tersimpan lama (lebih dari 3 bulan) biasanya sudah bau tengik dan vitaminnya sudah rusak.

b.  Dedak gandum
Dedak gandum adalah hasil samping dari perusahaan pengolahan tepung terigu.  Ada dua macam dedak gandum, yaitu yang disebut “sheat pollard” dan “wheat bran”.  Yang biasa digunakan untuk bahan baku pakan ialah “wheat pollard” yaitu dedak dari kulit ari gandum.
Dilihat dari mutunya, dedak gandum lebih baik dari dedak padi karena kandungan kandungan lemak yang rebih rendah dan protein serta vitamin yang lebih tinggi.  Dedak gandum dari perusahaan pengolahan tepung terigu di Indonesia mutunya cukup baik, karena gandumnya didatangkan dari Amerika Serikat, Kanada, dan Australia yang merupakan penghasil gandum terbaik dunia.

c.   Jagung
Tepung jagung dengan kandungan protein ± 90% banyak digunakan dalam pemberian pakan ikan.  Susunan zat makanan yang berasal dari jagung hampir  sama dengan bahan yang lain, tetapi bahan jagung pada umumnya kekurangan akan kandungan asam amino triptopan sehingga perlu campuran bahan yang lebih banyak mengandunga asam amino tersebut.  Jagung dapat disimpan lama asalkan masih terdapat di dalammnya kulit jagung.  Sifat tahan lama akan berkurang apabila menyimpan dalam bentuk tepung.
Sebagai bahan makanan ikan, jagung termasuk sukar dicerna, bahkan dapat menghambat pertumbuhan walaupun tidak mengganngu kesehatan.  Ikan yang diberi makan jagung produksinya dapat turun 50% atau lebih.

d.  Kacang kedelai
Tepung kedelai merupakan bahan yang penting untuk menyusun ramuan pakan ikan, sebab menpunyai nilai biologis tinggi dengan kandungan lisinnya.  Kebutuhan ikan akan lisin sekitar 2% dari berat makanan.  Dalam pembuatan pakan penggunaan tepung kedelai tidak kurang dari 10%.
Walaupun biji kedelai mengandung zat yang dapat menghambat enzim tripsin, tapi kadarnya dapat dihilangkan dengan proses pemasakan.

e.  Ampas tahu
Dalam penggunaannya, ampas tahu harus dikeringkan dan dijadikan tepung agar tidak cepat busuk dan basi.

f.   Cantel
Cantel atau sorgum, warnanya bermacam-macam.  Ada yang merah, putih, kecoklatan dan sebagainya.  Dan yang lebih banyak digunakan adalah yang berwarna putih.  Sebagai bahan baku pakan ikan, cantle harus dijadikan tepung terlebih dahulu.
Pada cantel terdapat zat tannin yang dapat menghambat pertumbuhan.  Cantel yang berwarna kelam mengandungn tannin lebih banyak daripaa yang berwarna pucat.  Untuk menghilangkan pengaruh tannin tersebut, dapat ditambahkan metionin, atau dapat pula dengan penyosohan yang lebih baik, sehingga kulit arinya terkelupas bersih.
g.   Bungkil kelapa
Bungkil kelapa merupakan ampas dari pembuatan minyak kelapa.  Sebagai bahan ramuan pakan ikan, jumlahnya dapat mencapai 20% dari seluruh campuran dimana sebelumnya harus dijadikan tepung.

h.  Bungkil kacang tanah
Bungkil kacang tanah adalah ampas dari pembuatan minyak kacang. Sebelum digunakan harus dikeringkan dulu dan dijadikan tepung.
Sebahan bahan pakan ikan, bungkil kacang tanah dapat menyebabkan kurang vitamin dengan gejala keadaan sirip yang tidak normal.  Oleh karena itu penggunaan dalam ramuan ikan harus dibatasi.

i.    Tepung daun lamtoro
Daun lamtoro (petai cina) juga dapat dijadikan ramuan untuk pakan ikan yang sebelumnya ditepungkan dahulu.
Daun lamtoro mengandung racun mimosin sehingga penggunaannya harus dibatasi.

j.   Biji kapuk dan randu
Biji kapuk atau randu juga dapat diambil minyaknya, dan ampasnya dapat digunakan sebagai bahan baku pakan.  Tetapi karena biji kapuk mengandung zat siklopropenoid yang bersifat racun bius, penggunaannya perlu dibatasi hingga tidak lebih dari 5%.

k.   Biji kapas
Biji kapas adalah ampas dari pembuatan minyak biji kapas.  Lemaknya termasuk bermu baik dengan asam lemak essensial (asam linoleat, asam palmitat dan asam oleat).  Biji kapas mengandung zat gosipol yang bersift sebagai racun yang mengakibatkan kerusakan pada hati dan pendarahan atau pembengkakan jarringan tubuh.  Sehingga sebelum digunakan barus dimasak terlebih dahulu.

l.    Tepung daun turi
Tepung daun turi sering digunakan untuk campuran pakan ikan-ikan herbivore.  Tepung daun turi mengandung vitamin dan mineral. 
Penggunaan daun turi ditak boleh terlalu banyak karena mengandung senyawa beracun antara lain zat asam biru (HCN), lucein dan alkaloid-alkaloid lainnya.  Daun turi yang berbungan merah kadar racunnya lebih tinggi daripada yang berbunga putih.

m. Tepung daun ketela pohon
Dalam penggunaannya dipilih daun ketela pohon yang tidak mengandung HCN.  Sebelum dicampur dibuat tepung terlebih dahulu.

n.   Isi perut besar hewan memamah biak
Hewan-hewan ternak ymemamah biak seperti sapi, kerbau, kambing dan domba, isi perutnya juga dapat digunakan untuk campuran pakan ikan.  Bahan tersebut dapat diperoleh dari rumah pemotongan ternak.  Isi perut yang masih basah harus dikeringkan dan digiling menjadi tepung.

Itulah diantara bahan-bahan nabati yang dapat dimanfaatkan menjadi bahan baku pakan buatan.  Nilai gizi dari masing-masing bahan disajikan pada Tabel 2 berikut :
No
Nama Bahan Baku Nabati
Nilai Gizi Bahan Baku (%)
Protein
Lemak
KH
Serat
Abu
Air
  1.
Dedak padi
11,35
12,15
28,62
24,36
10,5
10,15
  2.
Dedak gandum
11,99
1,48
64,75
3,79
0,64
17,35
  3.
Jagung
-
-
-
-
-
-
  4.
Kacang kedelai
39,6
14,3
29,5
2,28
2,24
8,4
  5.
Ampas tahu
23,55
5,54
26,92
16,53
17,03
10,43
  6.
Cantel
13,0
2,05
47,85
13,5
12,6
10,64
  7.
Bungkil kelapa
17,09
9,44
23,77
30,4
5,92
13,35
  8.
Bungkil kacang tanah
47,9
10,9
25,0
3,6
4,8
7,8
  9.
Tepung daun lamtoro
36,82
5,4
16,08
18,14
1,31
8,8
10.
Biji kapuk
27,5
5,6
18,6
25,3
7,3
16,1
11.
Biji kapas
19,4
19,5
-
-
-
-
12.
Tepung daun turi
27,54
4,73
21,30
14,01
20,45
11,97
13.
Tepung daun ketela pohon
34,21
4,6
14,69
-
-
0,12
14.
Isi perut hewan ternak
8,39
33,51
33,51
20,34
17,32
14,9

3.  Bahan Tambahan
Bahan tambahan terdiri dari vitamin, mineral, asam amino essensial, pelezat dan

a.  Vitamin dan mineral
Vitamin yang digunakan adalah vitamin dalam bentuk premix misalnya aquamix, Rajamix U, Pfizer Premix A, Pfizer Premix B, Top mix, Rhodiamix 273 dan lain-lain.  Selain mengandung vitamin, promix-premix tersebut juga mengandung mineral, asam amino essensial bahkan antioksidan.
Bahan tambahan yang merupakan premix mineral antara lain adalah mineral-mineral B12.  Mineral yang dikandungnya adalah : tepung tulang, kalsium karbonat, besi, sulfat, mangan sulfat, kalium yodida, tembaga sulfat dan seng oksida.  Selain itu juga mengandung vitamin B12 (sianokolobalamin).
Penggunaan premix vitamin dan mineral dalam ramuan pakan ikan cukup 1 – 2% saja, tetapi untuk pakan udang, jumlahnya dapat sekitar 10 – 15%, hal itu disebabkan udang sering moulting yang membutuhkan banyak mineral.

b.  Garam dapur
Garam dapur (NaCl) seringkali digunakan sebagai bahan tambahan ramuan pakan dengan jumlah sekitar 2%.  Selain berfungsi sebagai bahan penyedap, garam dapur juga dapat untuk mencegah terjadinya proses pencucian zat-zat lainnya yang terdapat dalam ramuakan pakan ikan pada waktu tenggelam dalam air.


c.   Bahan perekat
Beberapa bahan yang berfungsi sebagai perekat antara lain adalah : agar-agar, selatin, tepung kanji, tepung terigu, tepung sagu dan lain-lain.  Bahan perekat itu akan menjadi lebih penting untuk pakan udang, sebab pakan udang harus mempunyai ketahanan yang tinggi untuk tidak cepat hancur dalam air.
Walaupun agar-agar merupakan bahan perekat yang cukup baik, namun yang lebih banyak digunakan adalah tepung kanji yang apabila dilarutkan dalam air panas akan menghasilkan larutan kental yang lekat.  Jumlah penggunaan bahan perekat ini dapat mencapai 10%.

d.  Antioksidan
Antioksidan adalah zat antitengik.  Apabila pakan disimpan dalam waktu yang cukup lama, akan berbau tengik terlebih bila berkada lemak tinggi.  Hal tersebut disebabkan terjadinya proses oksidasi lemak.  Pakan yang berbau tengik tersebut mutunya akan rusak dan ikan pun tidak suka memakannya.
Untuk mengatasi proses oksidasi tersebut, dapat ditambahkan bahan antioksidan antara lain: fenol, vitamin E, vitamin C, etoksikuin (1,2 dihydro-6-etoxy- 2,2,4 trimethyl-quinoline), BHT (Butylated hydroxytuluene), dan BHA (Butylated hydroxyanisole).  Jumlah penggunaannya dalam ramuan pakan ikan adalah sebagai berikut :
- Etoksikuin                             150 ppm
- BHT                                        200 ppm
- BHA                                        200 ppm

e.  Ragi dan ampas bir
Ragi adalah sejenis cendawan yang dapat mengubah karbohidrat menjadi alcohol dan CO2 . Ada beberapa jenis ragi yaitu : ragi tape, ragi roti dan ragi bir yang secara umum mengandung zat gizi sebagai berikut : Protein, 59,2%, karbohidrat 38,93%, Abu 4,95% dan air 6,12%. Selain itu ragi juga mengandung vitamin terutama vitamin B.
Dedak apabila diperam dengan ragi tape akan meningkat kadar proteinnya walaupun kadar karbohidratnya turun.
Selain penggunaan ragi untuk meragikan bekatul (dedak), ampas bir (yang juga mengandung ragi) dapat digunakan sebagai bahan tambahan dalam pembuatan pakan. Ampas bir yang merupakan limbah dari  pabrik bir itu, ternyata banyak mengandung protein (25,9%) dan juga kaya vitamin B, tapi mengandung serat kasar yang tinggi (sampai 15%). Untuk ampas bir basah, jumlahnya berkisar antara 3-6% sedangkan untuk ampas bir kering dapat mencapai 10%.  





 
 3              MENYUSUN FORMULASI PAKAN

Komposisi bahan dalam pakan buatan disusun berdasarkan kebutuhan zat gizi setiap jenis ikan maupun udang.  Komposisi ini disebut formulasi pakan.  Formulasi yang baik berarti mengandung semua zat gizi yang diperlukan ikan dan secara ekonomis murah serta mudah diperoleh sehingga dapat memberikan keuntungan.
Penyusunan formulasi pakan terutama memperhatikan penghitungan nilai kandungan protein karena zat gizi ini merupakan komponen utama untuk pertumbuhan tubuh ikan.  Setelah diketahui kandungan protein dari pakan yang akan dibuat, maka langkah selanjutnya adalah penghitungan untuk komponen zat-zat gizi lainnya.
Terdapat berbagai metode untuk menyusun formulasi pakan, tetapi yang paling umum dan mudah dilakukan adalah : Metode coba-coba, metode empat persegi pearson, metode persamaan aljabar, dan metode lembaran kerja (worksheet).  Dalam modul ini diberikan dua contoh metode perhitungan yaitu metode empat persegi pearson dan metode persamaan aljabar.


2 komentar:

  1. Jual produk-produk perikanan al : Artemia, spirulina, ovaprim, probiotik, pakan flake dll. untuk info dan pemesanan silahkan hub 0812 284 1280

    BalasHapus
  2. https://tajenonline.live/manfaat-kotoran-ayam-bangkok-yang-harus-kalian-ketahui

    Manfaat Kotoran Ayam Bangkok Yang Harus Kalian Ketahui Ternyata mempunyai berbagai manfaatnya. Apa-apa saja sih manfaat kotoran ayam bangkok ? Versi nya tajen online kali ini.
    Info lengkap yuk kunjungi kontak Whatsapp & Telegram : 0812-2222-995.

    BalasHapus