Selasa, 24 Januari 2012

DAERAH PENANGKAPAN IKAN PARI MANTA DI LAUT JAWA


by: Muhammad Rafiqi
   25 Januari 2012

DAERAH PENANGKAPAN IKAN PARI MANTA DI LAUT JAWA
PENDAHULUAN
IKAN PARI
Ikan pari (rays) termasuk dalam ikan bertulang rawan dan grup Cartilaginous (Last and Stevens,1994). Ikan pari mempunyai bentuk tubuh gepeng melebar (depressed) dimana sepasang sirip dada (pectoral, fins)-nya melebar dan menyatu dengan sisi kiri-kanan kepalanya, sehingga tampak atas atau tampak bawahnya terlihat bundar atau oval. Ikan pari umumnya mempunyai ekor yang sangat berkembang (memanjang) menyerupai cemeti. Pada beberapa spesies, ekor ikan pari dilengkapi duri penyengat sehingga disebut ‘sting-rays’, mata ikan pari umumnya terletak di kepala bagian samping. Posisi dan bentuk mulutnya adalah terminal (terminal mouth) dan umumnya bersifat predator. Ikan ini bernapas melalui celah insang (gill openings atau gill slits) yang berjumlah 5-6 pasang. Posisi celah insang adalah dekat mulut di bagian bawah (ventral). Ikan pari jantan dilengkapi sepasang alat kelamin melahirkan anak (vivipar) dengan jumlah anak antara 5-6 ekor. Gambar 1, menyajikan ilustrasi yang disebut “clasper” letaknya di pangkal ekor. Ikan pari betina umumnya berbiak secara ikan pari dengan bagian-bagiannya.


Ukuran ikan pari dewasa bervariasi dari ukuran yang relatif kecil, yaitu lebar 5 cm dengan panjang 10 cm (famili NARKIDAE) hingga berukuran sangat besar yaitu lebar 610 cm dengan panjang 700 cm (pari Manta, famili MOBULIDAE). Jumlah jenis ikan pari yang mendiami perairan di seluruh dunia belum ada informasi yang tepat. Adapun yang pernah teridentifikasi secara akurat di Indonesia sesuai hasil penelitian Sainsbury et,al.(1985) dan Tarp and Ifailola (1982) yang dilakukan di Samudera Hindia sebanyak 16 spesies. Penelitian lain yang di lakukan di Laut Cina Selatan oleh Isa et.al. (1998) mencatat sebanyak 4 spesies. Distribusi geografis ikan pari adalah sangat luas, ikan pari ditemukan diperairan tropis, subtropis dan perairan di antartika yang dingin.


1.                  Taksonomi dan morfologi ikan pari

Ikan pari merupakan salah satu jenis ikan yang termasuk kelas Elasmobranchii. Ikan ini dikenal sebagai ikan batoid, yaitu sekelompok ikan bertulang rawan yang mempunyai ekor seperti cambuk. Ikan pari memiliki celah insang yang terletak disisi ventral kepala. Sirip dada ikan ini melebar menyerupai sayap, dengan sisi bagian depan bergabung dengan kepala. Bagian tubuh sangat pipih sehingga memungkinkan untuk hidup di dasar laut. Bentuk ekor seperti cambuk pada beberapa spesies dengan sebuah atau lebih duri tajam di bagian ventral dan dorsal (Anonim, 1988).
Sebaran dan kemelimpahan ikan pari (famili Dasyatidae) mempunyai variasi habitat yang sangat luas dengan pola sebaran yang unik (Cartamil et al., 2003). Daerah sebaran ikan pari adalah perairan pantai dan kadang masuk ke daerah pasang surut. Ikan pari biasa ditemukan di perairan laut tropis (Tam et al., 2003). Di perairan tropis Asia Tenggara (Thailand; Indonesia; Papua Nugini) dan Amerika Selatan (Sungai Amazon), sejumlah spesies ikan pari bermigrasi dari perairan laut ke perairan tawar (Yuen et al., 2003)    .
Di perairan laut, ikan pari mempunyai peran ekologis yang sangat penting, terutama sebagai predator bentos (Gray et al., 1997). Namun beberapa aspek biologi (misalnya: reproduksi, diet dan fisiologi) ikan pari belum dikaji secara menyeluruh (Snelson et al., 1988; Gilliam and Sullivan, 1993; Sisneros and Tricas,2000).
Di perairan Indonesia, ikan pari tertangkap hampir sepanjang tahun (Anonim, 1979). Berdasarkan data Direktorat Jenderal Perikanan, Departemen Pertanian (1995), bahwa produksi tangkapan ikan pari pada tahun 1993 sebesar lebih kurang 35.686 ton (Statistika Perikanan Indonesia, 1995).

Jenis – jenis ikan pari   di Indonesia
Di Indonesia dikenal beberapa jenis ikan pari, diantaranya dalah Pari Burung (Rhinoptera javanica), Pari Kelapa (Trygon sephen), Pari Kembang (Amphostistius kuhlii), Pari Kampret (Gymnura micrura), Pari Totol (Himantura varnak), Pari Kekeh (Rhinobatus djiddensis), dan Pari Ayam (Dasyatis sephen) (Anonim, 1979; Anonim 1989). Di Indonesia dikenal beberapa jenis ikan pari, diantaranya:
·         Pari Burung (Rhinoptera javanica)
·         Pari Kelapa (Trygon sephen)
·         Pari Kembang (Amphostistius kuhlii)
·         Pari Kampret (Gymnura micrura)
·         Pari Totol (Himantura varnak)
·         Pari Kekeh (Rhinobatus djiddensis)
·         Pari Ayam (Dasyatis sephen) (Anonim, 1979; Anonim 1989).
Jenis Ikan Pari (Rays)
·         Pari Mondol-White Spotted Whipray (Himantura Gerardi)
·         Pari Minyak – Blue Spotted Maskray (Dasyati Kuhlii)
·         Pari Cingir – Whiptail Stingray (Himantura Bleekeri)
·         Pari Keprak / Pari Kupu-Kupu – Zonetail Butterfly Rays (Aetoplatea Zonura)
·         Pari Mutiara – Jenkins Whipray (Himantura Jenkinsii)
·         Pari Hidung Runcing -Sharpnose (Dasyatis Zugei)
·         Pari Macan – Leopart Whipray (Himantura Undulata)
·         Maugean Skate
·         Giant Shovelnose Ray (Rhinobatos typus)
·         Pari Hiu – Shark Ray (Rhina ancylostoma)
·         White Spotted Shovelnose Ray (Rhynchobatus djiddensis)
·         Spotted Shovel Nose Ray (Aptychotrema sp)
·         Yellow Shovel Nose Ray (Aptychotremata sp)
·         Brown Stingaree (Urolophus westraliensis)
·         Blotched Stingaree (Urolophus mitosis)
·         Banded Numbfish (Narcine westraliensis)
·         Ornate Numbfish (Narcine sp)
·         Numbfish (Hypnos monopterygium
·         Eyed Skate (Raja sp)
·         Western Round Skate (Irolita sp)
·         Brown Stingray (Dasyatis annolatus)
·         Brown Reticulad Stingray (Dasyatis teylandi)
·         Blue Spotted Stingray (Dasyatis kuhlii)
·         Black Stingray (Dasyatis thetidis)
·         Cowtail Stingray (Pastinachus sephen)
·         Black Blotched Stingray (Taeniura meyeni)
·         BLue Spotted Fantail Stingray (Taeniura iymma)
·         Black Spotted Stingray (Himantura toshi)
·         Manta Ray (Manta birostris)
·         Patchwork Stingaree (Urolophus flavomosaicus)
·         Rat Tailed Ray (Gymnura australis)
·         Pari Burung Elang – Barbless Eagle Ray (Aetomyleus nichofii)
·         Pari Burung Elang – Spotted Eagle Ray (Aetobatus narinari)
·         Pari Harimau
·         Pari Raksasa
·         Pari Mirip Manusia

PARI MANTA                         
Ikan pari manta (Manta birostris) adalah salah satu spesies ikan pari terbesar di dunia. Lebar tubuhnya dari ujung sirip dada ke ujung sirip lainnya mencapai hampir 7 meter (kemungkinan lebih karena ada laporan yang mengatakan bahwa ada manta yang lebar tubuhnya mencapai 9,1 meter). Bobot terberat manta sendiri yang pernah diukur mencapai 3 ton.
Manta dapat ditemukan di lautan tropis di seluruh dunia – kurang lebih antara 35O lintang utara hingga 35O lintang selatan. Persebarannya yang luas dan penampilannya yang unik menyebabkan ikan ini memiliki banyak nama mulai dari “manta Pasifik”, “manta Atlantik”, “devil fish”, hingga “sea devil”. Di Indonesia sendiri, pari manta memiliki aneka nama lokal seperti cawang kalung, plampangan, serta pari kerbau (mungkin karena bagian tubuh mirip tanduk di kepalanya sehingga ia dianggap mirip dengan kerbau).
Pari manta belakangan dikategorikan sebagai “dekat dengan ancaman” (near threatened) oleh IUCN karena walaupun jumlahnya belum masuk kategori terancam punah, namun di masa depan diperkirakan populasinya akan menyusut hingga akhirnya terancam punah. Populasi pari manta dianggap dekat dengan bahaya karena tingginya kegiatan perikanan dan kondisi laut yang semakin terpolusi, namun rasio kelahiran mereka rendah.

1.  KASIFIKASI IKAN PARI
Manta dimasukkan ke dalam famili Myliobatidae yang terdiri dari 40 spesies pari berbeda. Famili dari ikan pari ini juga dikenal sebagai “pari elang” (eagle ray) karena mereka tidak hidup di dasar laut dan berenang bebas sehingga saat dilihat mereka sekilas seperti elang yang “terbang” di dalam laut. Famili Myliobatidae ini dibagi dalam 4 subfamili dan pari manta dimasukkan ke dalam subfamili Mobulinae yang juga diisi oleh ikan pari dari genus Mobula yang memiliki penampilan mirip pari manta namun ukurannya lebih kecil. Nama “manta” sendiri berasal dari bahasa Spanyol yang berarti “selimut”.
Ada 3 spesies yang sebelumnya dianggap merupakan bagian dari genus Manta:
·         Manta birostris (pari manta Atlantik),
·         Manta hamiltoni (pari manta Pasifik), dan
·         Manta raya (pari manta Pangeran Alfred).
Ketiga pari manta itu sendiri sangat mirip satu sama lain. Belakangan, setelah dilakukan penelitian terhadap contoh gen mereka, ketiga spesies itu dimasukkan dalam satu spesies yang sama: spesies Manta birostris. Namun, ada pula yang mengatakan bahwa setidaknya ada 2 spesies manta: yang satu berukuran besar dan suka bermigrasi, sementara yang satunya lagi berukuran lebih kecil dan lebih suka menetap.



2.  FISIOLOGI DAN ANATOMI
 
Manta memiliki fisik yang secara umum mirip dengan kebanyakan ikan pari dengan sirip dada yang lebar serta ekor kecil seperti cambuk. Sirip dadanya yang lebar membuat tubuhnya terlihat pipih. Manta bergerak memakai sirip dadanya dengan cara mengombakkannya dari bagian dekat kepala hingga ke belakang tubuh sehingga saat dilihat, pari manta seolah-olah sedang terbang di dalam laut.
Ekor manta sendiri lebih pendek dibandingkan dengan ekor ikan pari kebanyakan dan tidak bersengat. Kulit manta juga diselubungi lapisan lendir yang jauh lebih tebal dibandingkan ikan pari kebanyakan. Lapisan lendir ini diduga ada hubungannya untuk melindungi kulitnya yang rentan. Manta juga memiliki ukuran otak yang lebih besar dibandingkan ikan pari lain dan hiu kerabatnya sehingga mereka dianggap lebih cerdas dibandingkan kerabatnya yang lain. Di dalam mulutnya juga terdapat 300 gigi kecil berbentuk pasak dan nyaris tersembunyi di bawah kulit. Gigi ini tidak digunakan untuk makan, namun mungkin gigi ini berguna saat manta melakukan perkawinan.
Manta juga memiliki lima pasang celah insang di bagian bawah tubuhnya untuk mengeluarkan air yang masuk melalui mulutnya. Di bagian dalam celah insangnya terdapat tapis insang atau piringan penyaring (filter plate) yang berfungsi untuk memerangkap plankton yang masuk bersama dengan air laut.

3. CIRI UMUM IKAN PARI
Ikan pari merupakan salah satu jenis ikan yang termasuk kelas Elasmobranchii.
a.       Ciri-ciri Taksonomi & morfologi ikan pari:
·         Hidup di dasar laut
·         Ikan ini dikenal sebagai ikan batoid (sekelompok ikan bertulang rawan yang mempunyai ekor seperti cambuk)
·         Memiliki celah insang yang terletak disisi ventral kepala
·         Sirip dada ikan ini melebar menyerupai sayap, dengan sisi bagian depan bergabung dengan kepala
·         Bagian tubuh sangat pipih
Bentuk ekor seperti cambuk pada beberapa spesies, dengan sebuah atau lebih duri tajam di bagian ventral dan dorsal (Anonim, 1988).

b.      ciri khusus pada ikan pari
·         Sisiknya ada berbagai macam sisik
Sisik adalah bagian tubuh luar dan merupakan ciri sangat penting baik untuk ikan tulang keras maupun ikan tulang rawan. Sisik, umumnya sebagai pelindung dan penutup tubuh. Sisik placoid, hanya ada pada ikan bertulang rawan, terdapat lapisan dentin. Bentuk sisik seperti bunga mawar dengan dasar yang bulat/bujur sangkar, bagian yang menonjol seperti duri keluar dari epidermis. Contoh: Ikan pari dan hiu. Sisik plakoid pada ikan hiu dan ikan pari sangat berbeda dalam bentuk dan susunannya. Ikan pari, giginya berubah secara berkala menjadi lebih besar, piringan dasar tergabung menjadi satu sehingga mampu memecah cangkang moluska, gigi ini merupakan derivate dari sisik.
Sisik tipe ktenoid pada dasarnya sama seperti sikloid mengenai struktur dan susunannya, tetapi berbeda pada bagian belakangnya yaitu berbentuk seperti sisir. Beberapa spesies mungkin mereduksi menjadi satu tonjolan atau spina (duri). Sisik ktenoid ditemukan menjadi duri sirip dorsal pada ikan pari.
c.    Alat Gerak (appendages) dan Lokomosi
 Kelompok ikan sejenis ikan pari, sirip pektoralnya sangat membesar dan menempel sepanjang tubuh mulai dari belakang kepala sampai di depan sirip pelvik. Bahkan pada ikan electric ray sirip tersebut menyatu pada ujungnya sebagai alat untuk memancarkan cahaya. Ikan pari umumnya memiliki dua sirip median dorsal yang letaknya jauh dari ekor, tetapi tidak ada pada ikan pari berduri (sting ray). Sirip anal jelas tidak ada. Meski sirip ekor tidak ditemukan pada kebanyakan ikan pari, tetapi berkembang baik pada ikan pari elektrik. Bagian dalam dari sirip pelvik ikan hiu jantan dan ikan pari jantan berubah menjadi klasper sebagai alat untuk memindahkan sperma kepada hewan betina.
Ikan pari duri (ray-finned) siripnya disokong oleh duri lembut yang mudah terlihat, selamanya tidak tertutup oleh kulit keras seperti elasmobranchii. Ikan pari berenang dengan gerakan menggelombang sirip pectoral yang lebar. Warna punggung dari ikan pari mirip dengan warna dasar sekitar dan beberpa jenis mempunayi duri beracun atau organ elektrik yang juga merupakan alat pelindung diri.
·         Ikan berbisa dan beracun
Luka yang disebabkan oleh ikan berbisa umumnya karena injeksi racun ke dalam tubuh korban dengan menggunakan duri yang sangat pendek. Ikan beracun, dapat meneyebabkan sakit atau kematian bila daging atau sebagian organ tubuhnya dimakan hewan pemangsa. Beberapa ikan hiu dan pari, spina dorsal berhubungan dengan kelenjar bisa yang sangat beracun. Kelenjar racun ikan pari (Dasyatis), yaitu pada duri ekor yang bengkok & dalam (jaringan vasodentine).



4. CIRI KHAS IKAN PARI MANTA
a. Tanduk (khas pari manta)
Ciri khas manta adalah sepasang “tanduk” di dekat mulutnya. “Tanduk” ini sebenarnya adalah sepasang sirip sefala (kepala) yang membantu memasukkan air laut yang mengandung plankton makanannya dan bisa ditekuk ke dalam mulut.
b. Warna Tubuh
Manta memiliki warna yang bervariasi, mulai dari hitam, biru keabu-abuan, cokelat, hingga nyaris putih. Pola warna pada tubuh manta juga bervariasi di mana pada pari manta yang ditemukan di Pasifik timur bagian bawah tubuhnya berwarna dominan hitam, sementara pada jenis pari manta yang ditemukan di Pasifik barat, warna bagian bawah tubuhnya pucat. Belum diketahui apa fungsi dan penyebab dari pewarnaan bervariasi ini, namun warnanya yang bervariasi memudahkan para ilmuwan untuk membedakan manta dari wilayah yang satu dengan wilayah lainnya.
c. Melompat dari Air
Manta terkenal karena ia bisa melompat keluar dari air dan karena ukuran tubuhnya yang besar, ia selalu menarik perhatian saat sedang melakukan lompatan. Ada beberapa teori mengenai sebab mereka melompat dari air. Mereka mungkin melakukan itu untuk melarikan diri dari pemangsanya atau untuk melepas parasit yang menempel pada tubuhnya. Teori lainnya, manta menggunakan itu untuk berkomunikasi satu sama lain. Manta juga diperkirakan melompat keluar air untuk menunjukkan kekuatannya saat sedang mencari pasangan.
Hal unik lain seputar pewarnaan manta adalah mereka memiliki semacam pola di bagian bahu serta bawah tubuhnya dan pola-pola ini berbeda pada setiap individu manta sehingga dianggap mirip dengan sidik jari pada manusia.
d. Makanan
Manta dikenal sebagai salah satu ikan besar yang memakan plankton (filter feeder). Ia makan dengan cara membuka mulutnya sambil berenang sehingga plankton yang berada dalam air masuk ke dalam mulutnya. Ia juga bisa menggunakan sepasang sirip kepalanya yang mirip tanduk itu untuk mengarahkan plankton agar masuk ke mulutnya. Dengan cara ini ia dianggap berburu secara pasif karena ia tidak mengejar mangsanya untuk makan. Manta juga diketahui memakan hewan-hewan kecil seperti udang dan anak ikan.
    e.Reproduksi
Di musim kawin, sejumlah besar manta akan berkumpul untuk mencari pasangan kawin. Beberapa manta jantan bisa saling bersaing untuk mendapatkan manta betina pasangannya. Manta jantan yang berhasil mendapatkan manta betina akan berpegangan pada sirip pasangannya menggunakan giginya dan merapatkan perutnya, lalu memulai perkawinan dengan cara memasukkan alat kelaminnya ke dalam lubang kelamin betina. Perkawinan berlangsung selama kurang lebih 90 detik.
Pari manta adalah ovovivipar di mana telur menetas saat masih berada di dalam tubuh induknya. Seekor manta betina bisa membawa 2 bayi manta sekaligus dalam tubuhnya. Periode “kehamilan” manta sendiri belum diketahui secara pasti, namun kemungkinan bisa berlangsung antara 9-12 bulan. Bayi manta yang baru menetas lalu keluar dari tubuh induknya dengan kondisi sirip yang masih terlipat. Bayi manta mulai aktif segera setelah ia mengembangkan siripnya dan bisa langsung mulai berenang. Seekor bayi manta yang baru lahir diketahui bisa berukuran selebar 1,2 meter dan seberat 45 kg. Bayi manta bisa tumbuh sangat cepat karena dalam waktu satu tahun, lebar tubuh mereka sudah mencapai hampir 2 kali lebarnya saat pertama kali lahir. Usia maksimal pari manta sendiri yang diketahui mencapai 20 tahun.

5. PARAMETER BIOLOGI
Di perairan laut jawa Pengkajian mengenai beberapa parameter biologi ikan pari Oasyatis' kuhlii dilakukan berdasarkan data yang dikumpulkan dari bulan Mei-November 2002 sampai dengan April-Oktober 2003 di perairan Laut Jawa. Pengamatan meliputi deskripsi, pengukuran lebar cawan (cm), berat (gr), penentuan jenis kelamin, dan tingkat kematangan gonad. Dari hasil analisis diketahui bahwa penyebaran frekuensi lebar eawan ikan pari jantan dan betina tidak sama, pola pertumbuhannya bersifat alometrik negatif, perbandingan kelamin jantan, dan betina 1: 1,44. Uji X2 menunjukkan bahwa ikan jantan dan betina dalam keadaan tidak seimbang. Ikan betina matang gonad pad a ukuran lebih kecil dibandingkan dengan ikan jantan. O.kuhlii matang gonad selalu ditemukan selama periode penelitian dan selalu menempati persentase tertinggi. (Sumber : Jurnal Penelitian Perikanan IndonesiaPenerbit : Badan Riset Kelautan dan PerikananTahun Terbit Artikel: 2004Volume : 10 Dasyatis kuhlii; biology; Java SeaSari).

6. TINGKAH LAKU

a.       Interaksi dengan hewan Lain

Ikan-ikan kecil diketahui sering berada di dekat manta. Salah satu spesies ikan laut yang paling sering diketahui suka berada di dekat manta adalah ikan remora (Echeneida sp.). Ikan ini biasa ditemukan menempel pada bagian bawah tubuh manta memakai semacam penghisap pada bagian atas tubuhnya. Remora mendapat keuntungan dengan menempel pada manta karena ia terlindung dari pemangsanya dan ia memperoleh “makanan gratis” berupa parasit yang menempel pada kulit manta.
b. Pemangsa
Hewan laut yang diketahui sebagai pemangsa utama pari manta adalah ikan-ikan hiu semisal hiu macan (Galeocerdo cuvier). Manta tidak memiliki alat pertahanan semisal gigi tajam atau sengat sehingga ia mengandalkan kemampuan berenangnya untuk melarikan diri dari musuhnya (termasuk mungkin dengan melompat keluar dari air). Manta juga diketahui bisa memakai sirip dadanya untuk memukul penyerangnya.


7. PENYEBARAN DAN KEMELIMPAHAN IKAN PARI
Ikan pari (famili Dasyatidae) mempunyai variasi habitat yang sangat luas dengan pola sebaran yang unik (Cartamil et al., 2003). Daerah sebaran ikan pari adalah perairan pantai dan kadang masuk ke daerah pasang surut dan biasanya ditemukan:
·         Di perairan laut tropis (Tam et al., 2003)
·         Di perairan tropis Asia Tenggara (Thailand,Indonesia,Papua Nugini)
·         Amerika Selatan (Sungai Amazon)
Tetapi terdapat sejumlah spesies ikan pari bermigrasi dari perairan laut ke perairan tawar (Yuen et al., 2003). Di perairan laut, ikan pari mempunyai peran ekologis yang sangat penting, terutama sebagai predator bentos (Gray et al., 1997). Namun beberapa aspek biologi (misalnya: reproduksi, diet dan fisiologi) ikan pari belum dikaji secara menyeluruh (Snelson et al., 1988; Gilliam and Sullivan, 1993; Sisneros and Tricas, 2000). Di perairan Indonesia, ikan pari tertangkap hampir sepanjang tahun (Anonim, 1979). Berdasarkan data Direktorat Jenderal Perikanan, Departemen Pertanian (1995), bahwa produksi tangkapan ikan pari pada tahun 1993 sebesar lebih kurang 35.686 ton (Statistika Perikanan Indonesia, 1995).
Manfaat ikan pari
·         Manfaat ikan pari adalah:
·         untuk diambil dagingnya, sbgai bahan makanan
·         Seperti musim gugur daun mengambang di kolam diterangi matahari, ini hamparan luas menjiwai megah ikan pari laut biru cerah dari Teluk Meksiko. untuk diambil kulitnya
·         untuk diambil tulangnya, sebagai sumber penghasil gelatin

Meskipun ikan pari tertangkap dalam jumlah yang cukup besar, namun pemanfaatannya masih sangat terbatas sedangkan bagian lainnya terbuang sebagai limbah (Anonim, 1989; Saleh et al., 1995).

Diambil di lepas pantai Pulau Holbox Meksiko oleh fotografer amatir Sandra Critelli, ini gambar menakjubkan menangkap migrasi ribuan sinar saat mereka mengikuti arus searah jarum jam dari semenanjung Yucatan Meksiko untuk barat Florida. Mengukur sampai dengan 6ft 6in di, emas beracun sapi-hidung sinar bermigrasi dalam kelompok - atau 'demam' - hingga 10.000 saat mereka meluncur jalan mereka diam-diam menuju tempat makan mereka di musim panas.
Gambar3.Magical: Golden Sinar bermigrasi di Teluk Meksiko
Mereka bermigrasi dua kali setahun: utara di akhir musim semi (seperti yang digambarkan di sini) dan selatan pada akhir musim gugur. Ada sekitar 70 spesies ikan pari di lautan dunia, tapi ini sapi-hidung sinar (bonasus Rhinoptera) memiliki khas, kepala highdomed, memberi mereka penampilan anehnya sapi.
Tetapi meskipun terlihat tenang, mereka masih dipersenjatai dengan alat penyengat beracun, yang dapat mematikan bagi manusia (meskipun hiu, predator utama mereka, lebih mungkin untuk memprovokasi mereka). Para stinger, tulang belakang tajam yang tumbuh dari cambuk seperti ekor makhluk itu, bisa mencapai hampir 15 inci panjang dan membawa dosis memabukkan racun. Itu adalah penyengat serupa yang menewaskan naturalis Australia Steve Irwin sangat populer pada tahun 2006.
Gambar4. berenang dalam garis panjang,  oleh fotografer amatir Sandra Critelli
Tetapi bahkan dilengkapi dengan pukulan kuat, sapi-hidung ikan pari yang pemalu dan tidak mengancam dalam jumlah besar 'demam'. Bahkan ketika terisolasi, mereka akan menyerang hanya ketika terpojok atau terancam. Tidak seperti ikan pari lainnya, mereka jarang beristirahat di dasar laut (di mana manusia tidak curiga dapat melangkah pada mereka) dan lebih memilih untuk bergerak. Mereka bermigrasi jarak jauh, dan dapat ditemukan sejauh selatan sebagai Karibia dan sejauh utara New England.
Mereka menggunakan sirip dada besar mereka untuk berenang, dan sering jungkir balik, curling tips sirip mereka di atas permukaan air - meninggalkan perenang takut yakin bahwa mereka telah melihat ikan hiu. mereka dikenal sebagai ikan pari berhidung Sapi, dikenal karena sapi-seperti mereka tinggi-kubah kepala. Sirip fleksibel mereka juga berguna ketika gemerisik sampai makanan. Dengan mengepakkan mereka cepat di dasar laut, mereka membangkitkan pasir dan mengungkapkan kepiting, kerang dan tiram, yang kemudian mereka makan menggunakan kuat, gigi grinding. Kesukaan khusus mereka untuk kerang telah membuat mereka musuh publik nomor satu dengan nelayan tiram. Namun, meskipun ini, jumlah mereka meledak, sebagian berkat suhu permukaan air laut. Mereka kawin setiap musim dingin, dan betina menghasilkan sampah 9:55 muda.
Ikan pari (yang terkait dengan sepatu dan hiu) tidak pernah secara luas memancing untuk makanan, terutama karena daging karet mereka. Tapi panggang ikan pari dan dikeringkan sirip yang umum di Singapura dan Malaysia, sedangkan ikan pari acar tetap menjadi favorit tradisional di Islandia.

8. DAERAH PENANGKAPAN PARI
Hasil penelitian menunjukkan bahwa alat tangkap penting pada perikanan pari artisanal berupa jaring dogol, jaring liongbun, dan pancing senggol. Ikan pari yang teridentifikasi paling tidak ada 36 jenis yang didominasi oleh Himantura gerrardi (30,07%), Dasyatis kuhlii (18,57%), Himantura bleekeri (11,58%), Aetoplatea zonura (6,28%), dan Himantura jenkinsii (5 ,36%). Jaring dogol merupakan alat tangkap yang paling efektif namun kurang bersifat selektif, di mana > 50% dari total hasil tangkapan berupa ikan-ikan muda. Jaring liongbun dan pancing senggol tergolong selektif, dimana ikan pari muda tertangkap dengan jumlah < 50% dari total hasil tangkapannya. Daerah penangkapan ikan pari di Laut Jawa dapat digolongkan menjadi dua yaitu inshore dan offshore. Pada daerah inshore hasil tangkapan didominasi ikan-ikan muda, sedangkan daerah offshore umumnya tertangkap ikan pari yang telah dewasa. Terjadi penurunan CPUE pada 7 tahun terakhir yaitu dari 1,116 ton/unit pada tahun 1997 menjadi 0,822 ton/unit tahun 2002. Usaha penangkapan agar ditujukan pada alat tangkap yang selektif yaitu jaring liongbun dan pancing senggol dengan kegiatan penangkapan dilakukan di perairan offshore.Abstrak : Research on artisanal rays fisheries in the Java Sea was conducted in 2002-2003 through observations both in the fish landings (Jakarta, Cirebon, Pekalongan, Juwana, and Brondong) on boat observer and enumerator. Research results show that the main fishing gears were dogol (danish seine), jaring liongbun (bottom gil/net), and pancing senggol (bottom longline without bait). There were at least 36 species of rays successfully identified that dominated by Himantura gerrardi (30.07%), Dasyatis kuhlii (18.57%), Hlmantura bleekeri (11.58%), Aetoplatea ZOnura (6.28%), and Hlmantura jenkinsii (5.36%). Dogol is the most effective gear but not sufficiently selective, more than 50% of total catch were young. On the other hand liongbun and pancing sengggol were more selective, that less than 50% of total catch were young rays. The fishing ground of rays in Java Sea classified into two categories i.e. , inshore, and offshore waters. The rays coughUn inshore fishing ground are dominated by young rays. Those cought in offshore fishing ground are of adult (mature) rays. CPUE decreased from 1.116 ton/unit gear in 1997 to 0.822 ton/unit gear in 2002. The rays fisheries are recomended to use selective gears i.e. jaring liongbun and p;mcing senggol, with fishing ground in the offshore.

KESIMPULAN
Ikan pari termasuk ke dalam ikan bertulang rawan, mempunyai bentuk tubuh gepeng melebar menyatu dengan sisi kiri-kanan kepalanya. Umumnya mempunyai ekor menyerupai cemeti. Mata ikan pari umumnya terletak di kepala bagian samping. Alat gerak pari bergerak memakai sirip dadanya dengan cara mengombakkannya dari bagian dekat kepala hingga ke belakang tubuh, berenang dengan gerakan menggelombang sirip pectoral yang lebar. Sisik ikan pari terdapat 2 macam, yaitu sisik plakoid dan ktenoid. Sisik ktenoid pada beberapa spesies mereduksi menjadi satu tonjolan atau duri yaitu duri sirip dorsal pada ikan pari. Pada beberapa spesies, terdapat ikan pari yang berbisa dan beracun. Racun tersebut terdapat pada spina dorsal berhubungan dengan kelenjar bisa yang sangat beracun. Serta terdapat ikan pari yang ekornya dilengkapi duri penyengat sehingga disebut ‘sting-rays’, Pada pari manta, terdapat ciri khas yaitu  sepasang “tanduk” di dekat mulutnya yang sebenarnya adalah sepasang sirip kepala untuk membantu memasukkan air laut yang mengandung plankton makanannya dan bisa ditekuk ke dalam mulut. Warna tubuh manta memiliki warna yang bervariasi, mulai dari hitam, biru keabu-abuan, cokelat, hingga nyaris putih.
            Manfaat dari ikan pari dapat digunakan kulit, daging dan tulangnya. Ikan pari termasuk ke dalam ikan bertulang rawan, mempunyai bentuk tubuh gepeng melebar menyatu dengan sisi kiri-kanan kepalanya. Umumnya mempunyai ekor menyerupai cemeti. Mata ikan pari umumnya terletak di kepala bagian samping.
Secara fisiologi dan anatomi,
-          Alat gerak pari bergerak memakai sirip dadanya dengan cara mengombakkannya dari bagian dekat kepala hingga ke belakang tubuh, berenang dengan gerakan menggelombang sirip pectoral yang lebar.
-          Sisik ikan pari terdapat 2 macam, yaitu sisik plakoid dan ktenoid. Sisik ktenoid pada beberapa spesies mereduksi menjadi satu tonjolan atau duri yaitu duri sirip dorsal pada ikan pari.
-          Pada beberapa spesies, terdapat ikan pari yang berbisa dan beracun. Racun tersebut terdapat pada spina dorsal berhubungan dengan kelenjar bisa yang sangat beracun. Serta terdapat ikan pari yang ekornya dilengkapi duri penyengat sehingga disebut ‘sting-rays’,
-          Pada pari manta, terdapat ciri khas yaitu  sepasang “tanduk” di dekat mulutnya yang sebenarnya adalah sepasang sirip kepala untuk membantu memasukkan air laut yang mengandung plankton makanannya dan bisa ditekuk ke dalam mulut.
-          Warna tubuh manta memiliki warna yang bervariasi, mulai dari hitam, biru keabu-abuan, cokelat, hingga nyaris putih.
Manfaat dari ikan pari dapat digunakan kulit, daging dan tulangnya.


DAFTAR PUSTAKA
Sukiya. 2003. Biologi Vertebrata.Universitas Negeri Yogyakarta : JICA
http://id.wikipedia.org
http://banyulaut.blogspot.com/2010/03/sistem-itegumen-pada-ikan.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Ikan_pari_manta
www.indonesianaquaculture.com/.../95-Ikan-pari-manta-termasuk-ikan-langka
http://biologikini.wordpress.com. (Sumber : Jurnal Penelitian Perikanan IndonesiaPenerbit : Badan Riset Kelautan dan PerikananTahun Terbit Artikel: 2004Volume : 10 Dasyatis kuhlii; biology; Java SeaSari). Sukiya. 2003. Biologi Vertebrata.Universitas Negeri Yogyakarta : JIC
http://www.dailymail.co.uk/sciencetech/article-1029013/The-great-ocean-migration--thousands-majestic-stingrays-swim-new-seas.
http://banyulaut.blogspot.com/2010/03/sistem-itegumen-pada-ikan.html
http://biologikini.wordpress.com





2 komentar: